Words & Music by Vincius De Moraes & Antonio Carlos Jobim
English lyrics by Norman Gimbel
Recorded by Stan Getz, 1964 (#5), vocal by Astrid Gilberto
FM7
Tall and tan and young and lovely
G7
The girl from Ipanema goes walking,
Gm7 F#7 FM7 F#7
And when she passes, each one she passes goes, "Ahhh."
FM7
When she walks, she's like a samba
G7
That swings so cool and sways so gentle,
Gm7 F#7 FM7
That when she passes, each one she passes goes, "Ahhh."
Bridge:
F#+7 F#7 C9
Oh, but I watch her so sadly;
F#m7 D9
How can I tell her I love her?
Gm Gm7
Yes, I would give my heart gladly,
Am7 Dm7-5
But each day when she walks to the sea,
Gm7 F#
She looks straight ahead, not at me.
FM7
Tall and tan and young and lovely
G7
The girl from Ipanema goes walking,
Gm7 F#7
And when she passes, I smile,
FM7 F#7 FM7 F#7
But she doesn't see, no she doesn't see,
FM7
No she doesn't see.
[and you. a boy from ipanema....]
2013/09/19
2013/09/18
Am I Okay?
Kepo sama diri sendiri emang perjalanan batin yang paling menyenangkan. Kenapa? Karena kita seakan terpeleset masuk ke mesin waktu dan (mau gak mau) mengalami kembali perasaan-perasaan yang ketinggalan di masa lalu. Contohnya hari ini, di antara hektik deadline tugas TKA dan SK5, di dalam folder KULIYAH 2011-cntinues, di tengah-tegah deretan file berekstensi .docx, .pptx, .dwg, .skp, dan pastinya .pdf; saya malah nemu sesosok file dengan judul menye abis lah ini mah berekstensi .txt dan nyelip tanpa tau kapan dibuatnya. Menurut properties sih dibikin di suatu tengah malem tahun 2013 :p
Emang aku pernah menye ya? Hahahaha, yang bener aja. Gak percaya. Nyaris mau dihapus, takut isinya keturunan ramnit yang nyerang leppie bulan Juni kemaren. Berkat rasa keinginingetan yang tinggi, setelah merapal "bismillahirrohmanirohim" dibukalah file tersebut, dan isinya.....
Oh rahmi, ai kamu teh kunaon pas haritaaaa?
Makin dewasa malah makin hilang arah dan bingung kemana melangkah. Apa karena hidup di masa kini harus siap menghadapi terlalu banyak opsi? Influence dimana-mana, motivator ngobrol kaya bener aja, dan informasi seliweran sekenanya, malah bikin bingung jalan mana yang harusnya saya tapaki. Sepuluh tahun yang lalu, orang yang disebut penguasa adalah orang yang menguasai informasi paling cepat, maka penguasa di 2013 adalah orang yang mampu "menyaring" informasi yang telah dia dapatkan secara cepat. Gampang sih kalo dunia ini cuman berdiri antara hitam sama putih, tapi nyatanya kan sebagian besar malah berdiri di area abu-abu yang ga terkategori. Kata Bapa sih filter yang paling manjur ya tuntunan agama. Makannya, akhir-akhir ini saya pergi kemana-mana mesti bekel lebih banyak bismilah biar ditunjukin jalan yang bener sama Gusti Allah < --- rahmi-edisi-religi
Tapi cius ini mah, menurut tulisan di tumbeler seorang kakak kelas, semua orang emang fitrahnya punya masalah. Not a problem if everybody have problem. Hakihatnya itu mah. Tapi realistis aja, pasti sebagai manusia biasa yang tanpa daya sering kali kita dibikin panik sama sebuah masalah yg menimpa, pingin deh rasanya ada orang di samping kita, ngebantuin ngasih solusi atau cukup dengerin unek-unek masalah kita.
Iya, pingin-ada-orang-di-samping-kita. Banget.
Ya kalo kita beruntung. Balik lagi deh bahwa bukan cuman kita kan yang punya masalah di muka bumi ini? Keluarga, temen, motivator, konsultan, psikolog, psikiater, dosen, bahkan guru BP pun punya masalahnya masing-masing. Mereka ga selamanya punya waktu buat denger bahkan bantuin masalah kita.
Tapi ya mentang-mentang ga bisa curhat bukan berarti kita bener-bener sendirian kan? (coba cek kolong kasur atau atas lemari menjelang tidur #conjuring ) Percaya deh, ada zat yang Maha Kuat yang senantiasa bareng terus sama kita, terus ngasih perhatian sama kita, kapanpun bersedia dengar curhatan kita, bahkan siap sedia bantuin tiap kita kena masalah. Padahal urusanNya sendiri udah sealam semesta, tapi kok masih bisa ya ngasih kasih sayang yang melimpah buat kita si makhluk kerdil nan hina ini?
Coba kalo temen, paling banter bisa curhat ampe bates jam malem kan? Mau gamau mesti udahan keburu pintu kamarnya digembok sama ibu kos. Tapi kalo Dia, 24/7 pasti bersedia denger curhat dan harapan-harapan kita. Iya, 24/7 gapake libur malah, mekdi sudirman mah jelas kalah saing sama Dia :)
Atau pas kita minta sesuatu sama atasan, pasti birokrasinya ribet dan harus didahului dengan berbagai modus juga lobilobibasabasi biar kepingen kita dilirik sama mereka. Okelah, kepingin kita dilirik sama mereka, itupun belum tentu bakal dikabulkan. Terus misalkan kepingin kita dikabulkan, paling ngasihnya di ambang nilai minimum dan kemungkinan besar di bawah ekspektasi yang udah kita bangun. Yaudah, paling mepet atasan ngelirik kepengen kita dan beliau mengabulkannya di atas ekspektasi yang keta bayangin, alhamdullilah sih. Tapi yakin ga ada sesuatu di balik itu?
Manusia makin diminta makin sebel sama kita. Tapi Dia beda, justru Dia bakal seneng banget kalo kita minta macem-macem sama Dia.
Jangan tanya Dia dimana. Udah saya bilang kan, kita engga pernah bener-bener sendirian.
Makin diinget, pasti Dia makin deket. Makin dideketin, pasti Dia makin sayang sama kita.
Kalo udah disayang? Gabakal deh ada acara ngaca sambil nanya "Am I Okay?"
Nah, selesai ah risaunya. Eh, tapi kok file notepad macem tadi bisa kesave di tengah tugas kuliah ya?
Emang aku pernah menye ya? Hahahaha, yang bener aja. Gak percaya. Nyaris mau dihapus, takut isinya keturunan ramnit yang nyerang leppie bulan Juni kemaren. Berkat rasa keinginingetan yang tinggi, setelah merapal "bismillahirrohmanirohim" dibukalah file tersebut, dan isinya.....
semester empat merupakan semester gagal paham.saya merasa gagal untuk memahami diri sendiri. apa yang saya kerjakan, apa yang saya inginkan, apa yang saya capai, semuanya berubah serba buram dan tak tentu arah. awalnya saya berharap ini tidak lebih dari fenomena hormonal yang biasa terjadi pada wanita saat mendekati masa-masa menstruasi di tiap bulannya. saya harap.namun ini terus ada hingga ujung semester tiba. saya berubah menjadi serba apatis menatap hidup. rasa tidak puas dan tidak percaya pada kemampuan diri terus menggerogoti pikiran. jelas ini bukanlah pms jangka panjang. tuhkan, baru lewat satu paragraf aja saya sudah mendapatkan harapan palsu dari diri sendiri.kegagalan saya memahami diri sendiri mempengaruhi pemahaman saya terhadap dunia luar. mungkin saya yang terlalu banyak menonton televisi, tetapi kotak kaca dua puluh empat inchi itu terlalu banyak menceritakan kebodohan dan ketololan kolektif dari peradaban manusia masakini. tidak semua memang, tapi banyak.pemahaman alternatif coba saya lahap mulai dari plato, rand, jefferson, jung, ataupun freud. walau sekedar baca dari komik empat kotak yang diambil dari rak buku si adik kecil, tapi entahlah, apa mungkin karena pemikiran mereka yang terlalu jenius untuk otak kecil yang sekarat di dalam batok kepala, tetapi lagi-lagi saya gagal paham kali ini. (kok, si adik bisa lahap ya baca-baca buku macem gitu?)di dua digit usia saya dengan kepalanya yang menyerupai angsa, saya merasa tak lebih dewasa dari remaja ingusan yang baru memulai masa pubertas. hati terombang-ambing, pikiran berputar-putar, sialnya mereka berdua tak mau bekerjasama menyelesaikan masalah, berinteraksi dengan orang lain, ataupun membuka diri pada dunia baru. semua jadi serba rikuh dan canggung.saya berubah manjadi serba penyendiri dan itu gak asik sama sekali. di liburan kali ini saya coba tidak terlalu memikirkan ini dan itu. ah, bahagiakah harus begini caranya? besok pagi coba deh ngaca sambil nanya am i okay?
Oh rahmi, ai kamu teh kunaon pas haritaaaa?
Makin dewasa malah makin hilang arah dan bingung kemana melangkah. Apa karena hidup di masa kini harus siap menghadapi terlalu banyak opsi? Influence dimana-mana, motivator ngobrol kaya bener aja, dan informasi seliweran sekenanya, malah bikin bingung jalan mana yang harusnya saya tapaki. Sepuluh tahun yang lalu, orang yang disebut penguasa adalah orang yang menguasai informasi paling cepat, maka penguasa di 2013 adalah orang yang mampu "menyaring" informasi yang telah dia dapatkan secara cepat. Gampang sih kalo dunia ini cuman berdiri antara hitam sama putih, tapi nyatanya kan sebagian besar malah berdiri di area abu-abu yang ga terkategori. Kata Bapa sih filter yang paling manjur ya tuntunan agama. Makannya, akhir-akhir ini saya pergi kemana-mana mesti bekel lebih banyak bismilah biar ditunjukin jalan yang bener sama Gusti Allah < --- rahmi-edisi-religi
Tapi cius ini mah, menurut tulisan di tumbeler seorang kakak kelas, semua orang emang fitrahnya punya masalah. Not a problem if everybody have problem. Hakihatnya itu mah. Tapi realistis aja, pasti sebagai manusia biasa yang tanpa daya sering kali kita dibikin panik sama sebuah masalah yg menimpa, pingin deh rasanya ada orang di samping kita, ngebantuin ngasih solusi atau cukup dengerin unek-unek masalah kita.
Iya, pingin-ada-orang-di-samping-kita. Banget.
Ya kalo kita beruntung. Balik lagi deh bahwa bukan cuman kita kan yang punya masalah di muka bumi ini? Keluarga, temen, motivator, konsultan, psikolog, psikiater, dosen, bahkan guru BP pun punya masalahnya masing-masing. Mereka ga selamanya punya waktu buat denger bahkan bantuin masalah kita.
Tapi ya mentang-mentang ga bisa curhat bukan berarti kita bener-bener sendirian kan? (coba cek kolong kasur atau atas lemari menjelang tidur #conjuring ) Percaya deh, ada zat yang Maha Kuat yang senantiasa bareng terus sama kita, terus ngasih perhatian sama kita, kapanpun bersedia dengar curhatan kita, bahkan siap sedia bantuin tiap kita kena masalah. Padahal urusanNya sendiri udah sealam semesta, tapi kok masih bisa ya ngasih kasih sayang yang melimpah buat kita si makhluk kerdil nan hina ini?
Coba kalo temen, paling banter bisa curhat ampe bates jam malem kan? Mau gamau mesti udahan keburu pintu kamarnya digembok sama ibu kos. Tapi kalo Dia, 24/7 pasti bersedia denger curhat dan harapan-harapan kita. Iya, 24/7 gapake libur malah, mekdi sudirman mah jelas kalah saing sama Dia :)
Atau pas kita minta sesuatu sama atasan, pasti birokrasinya ribet dan harus didahului dengan berbagai modus juga lobilobibasabasi biar kepingen kita dilirik sama mereka. Okelah, kepingin kita dilirik sama mereka, itupun belum tentu bakal dikabulkan. Terus misalkan kepingin kita dikabulkan, paling ngasihnya di ambang nilai minimum dan kemungkinan besar di bawah ekspektasi yang udah kita bangun. Yaudah, paling mepet atasan ngelirik kepengen kita dan beliau mengabulkannya di atas ekspektasi yang keta bayangin, alhamdullilah sih. Tapi yakin ga ada sesuatu di balik itu?
Manusia makin diminta makin sebel sama kita. Tapi Dia beda, justru Dia bakal seneng banget kalo kita minta macem-macem sama Dia.
Jangan tanya Dia dimana. Udah saya bilang kan, kita engga pernah bener-bener sendirian.
Makin diinget, pasti Dia makin deket. Makin dideketin, pasti Dia makin sayang sama kita.
Kalo udah disayang? Gabakal deh ada acara ngaca sambil nanya "Am I Okay?"
Nah, selesai ah risaunya. Eh, tapi kok file notepad macem tadi bisa kesave di tengah tugas kuliah ya?
2013/08/25
2013/06/16
Copeland - Choose The One Who Loves You More
Rain, rain, rain on my mind
I've got a secret life
Wipe, wipe, wipe it away
Nothing can make me dry
Fight all the while
Fight 'til I think I'm free
Feel rains we never see
Beautiful secret lives
It can make you face all your fears
It can make you face all your fears
Oh, smile, smile in a day
Fear takes its place at night
Oh, oh, I'm pretty in the rain
I love your secret life
It can make you face all your fears
It can make you face all your fears.
I could leave you well enough alone
Believe and you'll be overcome and gone
By grace away
Better off than if I stayed
I could leave you well enough alone
Believe and you'll be overcome and gone
By grace away
Better off than if I stayed
I could leave you walk away
We'll save it for another day
Through all the wars I've come to know
It's punches pulled, not towels thrown in
When they come knocking on your heart's door
Choose the one who loves you more
And when you've found something to die for
(Make you face all your fears)
They'll be knocking on your heart's door
(Make you face all your fears)
When they come knocking on your heart's door
(Make you face all your fears)
Choose the one who loves you more
(Make you face all your fears)
And when you've found something to die for
(Make you face all your fears)
They'll be knocking on your heart's door
(Make you face all your fears)
When they come knocking on your heart's door
(Make you face all your fears)
Choose the one who loves you more
(Make you)
________________________________________
soundtrack antitesis saat hati mengimani fakta, bahwa cinta tidak memilih ataupun dipilih.
inilah saat-saat dimana saya percaya,
cinta tak lebih rumit dari pertemuan dari dua hati untuk memenuhi takdir yang ada.
ah, bukankah tidak selamanya kita harus menyerah pada rasa?
2013/05/23
Korespondensi dengan Pagi
(suatu pagi, dimana tak sengaja terjaga tanpa ada tendensi apa-apa)
Rahmi : (dengan mental SKSD, perlahan bertanya pada pagi ) Hai pagi, apa kabarmu hari ini?
Pagi : Ah, aku baik. Dan akan selalu baik. Kemana saja kamu selama ini? Tidak rindukah terjaga bersamaku?
Rahmi : Oh, sebenarnya embunmu, udaramu, sinarmu selalu membawa aku dalam rindu yang simultan. Kamu stimulus pertama yang selalu ingin aku cicip di awal hari.
Pagi : Lalu? Kelihatannya kau justru lebih mesra dengan malam, dan melewatkan aku hingga siang menjelang.
Rahmi : Pagi, kau hanya iri. Dan tak tahu manisnya mimpi.
(lalu Rahmi membasuh diri, berharap agar tidak tidur lagi)
Rahmi : (dengan mental SKSD, perlahan bertanya pada pagi ) Hai pagi, apa kabarmu hari ini?
Pagi : Ah, aku baik. Dan akan selalu baik. Kemana saja kamu selama ini? Tidak rindukah terjaga bersamaku?
Rahmi : Oh, sebenarnya embunmu, udaramu, sinarmu selalu membawa aku dalam rindu yang simultan. Kamu stimulus pertama yang selalu ingin aku cicip di awal hari.
Pagi : Lalu? Kelihatannya kau justru lebih mesra dengan malam, dan melewatkan aku hingga siang menjelang.
Rahmi : Pagi, kau hanya iri. Dan tak tahu manisnya mimpi.
(lalu Rahmi membasuh diri, berharap agar tidak tidur lagi)
2013/05/22
semu.
Ini merupakan postingan di tengah hektik kegiatan perkuliahan semester 4.
Saya tidak tahu apa yang terjadi, hanya saja dua minggu menjelang ujian akhir semester entah mengapa semuanya jadi terasa semu.
Segala kesibukan ini membuat saya semakin apatis, semakin masa bodoh dengan apa yang terjadi.
Sebaris pertanyaan, "emang beneran kamu mau jadi arsitek?" benar-benar membuat semua mindset di dalam batok bernama kepala ini porak-poranda.
Kalau begitu, untuk apa selama ini kita kuliah, asistensi, absensi, pesentasi, apalagi kka?
Apa sedangkal untuk mencari digit indeks prestasikah selama ini kita asistensi?
Untuk pencitraan angkatankah kita berdarah-darah melaksanakan kka?
Atau untuk legalisasi ujiankah kita setiap minggu mengisi kolom absensi lalu numpang tidur, numpang ngenet, numpang ngecas, numpang makan, atau numpang gosip dalam kelas?
Berilah saya alasan kenapa saya harus mengerjakan tugas yang menekan jam tidur hingga ke titik minimum hampir di setiap malam.
Seorang dosen pernah bercanda, kalau esensi dari empat tahun kuliah adalah demi mencari ijazah supaya punya muka di depan calon mertua. Ah bisa saja, bukannya setiap makhluk berkelamin memang berhak untuk kawin?
Mungkin beberapa sahabat ada yang tidak munafik, mereka mengakui semua ini untuk mencari hiasan S.T. di belakang nama mereka dimana (mereka yakin) hal ini akan membuat orangtuanya menjadi bangga padanya.
Tapi terkadang saya bingung dengan maksud "kebanggaan orangtua" itu seperti apa. Apa setelah bilang "Ayah dan Ibu bangga sama kamu, nak" lantas mereka akan memamerkan transkrip nilai kita ke para tetangga di sebelah rumah, ke mertuanya yang jauh disana, ke teman-temannya saat reunian sekolah, kepada dunia di dalam jejaring sosialnya?
Ah, bagaimanapun toh segala hak dan kewajiban akademik yang kita jalani ada karena buah kerja keras mereka juga. Bukannya mereka bekerja untuk membuat kita siap menghadapi dunia, setelah itu giliran kita yang bekerja untuk anak-anak kita kelak seperti yang mereka jalani saat ini? Lalu anak-anak kita melakukan hal yang sama untuk cucu-cucu kita, dan cucu-cucu kita untuk cicit-cicit kita, dan seterusnya dan seterusnya......
Roda macam inilah yang menjadi penggerak orangtua memberikan apapun yang terbaik untuk anak mereka. Yah, pada akhirnya para ayah ibu memang layak (juga ingin) merasa bangga, merasa kerja keras selama ini setimpal dengan hasilnya, kita - anak mereka. Hingga ada label "tahu diri" di setiap benak para anak untuk membuat orangtuanya bangga, membalas mereka dengan melakukan hal yang "terbaik" pun menjadi fardlu ain' hukumnya.
Apakah yang "terbaik" haruslah berupa titel S.T. di belakang nama kita?
Asumsikanlah begitu.
Tapi apa kualitas S.T. yang kelak nangkring di belakang nama kita akan sesuai dengan kualitas Sarjana Teknik yang seharusnya?
Apa rela S.T. yang kita raih berasal dari presensi-presensi kopong hasil titip absen, atau dari laporan-laporan ctrl+C dan ctrl+V, atau dari tugas-tugas setengah hati dengan presentasi-presentasi tanpa arti?
Apa harus untuk meraih S.T. kita mengikuti rutinitas-rutinitas yang itu itu saja, melakukan kegiatan yang itu-itu saja, memikirkan hal-hal yang didiktekan oleh dosen-dosen kita?
Tanpa tahu hakikat dari ilmu yang kita dalami. Dan tertekan dengan berbagai ekspektasi. Apa yang salah dari sistem akademik macam ini?
Kebanggaan macam apa yang ingin kau berikan pada orang tuamu, Nak?
Saya menjadi malas dan semakin malas untuk mencari tahu, menjadi malas untuk melakukan ini dan itu, menjadi malas untuk menyadari betapa terbuangnya waktu.
Terakhir, saya malas untuk menjadi sok peduli pada tetek bengek tak tentu ini.
Awan hitam ini semakin menggelayut dan bertambah besar di dalam benak saya. Mungkin saya belum pernah seapatis ini terhadap masa depan.
Tinggal satu keyakinan yang ada, hanya kepada Nya...
(dibikin saat hujan di Studio Arsitektur 2 sambil denger R.E.M - Imitation of Life)
Saya tidak tahu apa yang terjadi, hanya saja dua minggu menjelang ujian akhir semester entah mengapa semuanya jadi terasa semu.
Segala kesibukan ini membuat saya semakin apatis, semakin masa bodoh dengan apa yang terjadi.
Sebaris pertanyaan, "emang beneran kamu mau jadi arsitek?" benar-benar membuat semua mindset di dalam batok bernama kepala ini porak-poranda.
Kalau begitu, untuk apa selama ini kita kuliah, asistensi, absensi, pesentasi, apalagi kka?
Apa sedangkal untuk mencari digit indeks prestasikah selama ini kita asistensi?
Untuk pencitraan angkatankah kita berdarah-darah melaksanakan kka?
Atau untuk legalisasi ujiankah kita setiap minggu mengisi kolom absensi lalu numpang tidur, numpang ngenet, numpang ngecas, numpang makan, atau numpang gosip dalam kelas?
Berilah saya alasan kenapa saya harus mengerjakan tugas yang menekan jam tidur hingga ke titik minimum hampir di setiap malam.
Seorang dosen pernah bercanda, kalau esensi dari empat tahun kuliah adalah demi mencari ijazah supaya punya muka di depan calon mertua. Ah bisa saja, bukannya setiap makhluk berkelamin memang berhak untuk kawin?
Mungkin beberapa sahabat ada yang tidak munafik, mereka mengakui semua ini untuk mencari hiasan S.T. di belakang nama mereka dimana (mereka yakin) hal ini akan membuat orangtuanya menjadi bangga padanya.
Tapi terkadang saya bingung dengan maksud "kebanggaan orangtua" itu seperti apa. Apa setelah bilang "Ayah dan Ibu bangga sama kamu, nak" lantas mereka akan memamerkan transkrip nilai kita ke para tetangga di sebelah rumah, ke mertuanya yang jauh disana, ke teman-temannya saat reunian sekolah, kepada dunia di dalam jejaring sosialnya?
Ah, bagaimanapun toh segala hak dan kewajiban akademik yang kita jalani ada karena buah kerja keras mereka juga. Bukannya mereka bekerja untuk membuat kita siap menghadapi dunia, setelah itu giliran kita yang bekerja untuk anak-anak kita kelak seperti yang mereka jalani saat ini? Lalu anak-anak kita melakukan hal yang sama untuk cucu-cucu kita, dan cucu-cucu kita untuk cicit-cicit kita, dan seterusnya dan seterusnya......
Roda macam inilah yang menjadi penggerak orangtua memberikan apapun yang terbaik untuk anak mereka. Yah, pada akhirnya para ayah ibu memang layak (juga ingin) merasa bangga, merasa kerja keras selama ini setimpal dengan hasilnya, kita - anak mereka. Hingga ada label "tahu diri" di setiap benak para anak untuk membuat orangtuanya bangga, membalas mereka dengan melakukan hal yang "terbaik" pun menjadi fardlu ain' hukumnya.
Apakah yang "terbaik" haruslah berupa titel S.T. di belakang nama kita?
Asumsikanlah begitu.
Tapi apa kualitas S.T. yang kelak nangkring di belakang nama kita akan sesuai dengan kualitas Sarjana Teknik yang seharusnya?
Apa rela S.T. yang kita raih berasal dari presensi-presensi kopong hasil titip absen, atau dari laporan-laporan ctrl+C dan ctrl+V, atau dari tugas-tugas setengah hati dengan presentasi-presentasi tanpa arti?
Apa harus untuk meraih S.T. kita mengikuti rutinitas-rutinitas yang itu itu saja, melakukan kegiatan yang itu-itu saja, memikirkan hal-hal yang didiktekan oleh dosen-dosen kita?
Tanpa tahu hakikat dari ilmu yang kita dalami. Dan tertekan dengan berbagai ekspektasi. Apa yang salah dari sistem akademik macam ini?
Kebanggaan macam apa yang ingin kau berikan pada orang tuamu, Nak?
Saya menjadi malas dan semakin malas untuk mencari tahu, menjadi malas untuk melakukan ini dan itu, menjadi malas untuk menyadari betapa terbuangnya waktu.
Terakhir, saya malas untuk menjadi sok peduli pada tetek bengek tak tentu ini.
Awan hitam ini semakin menggelayut dan bertambah besar di dalam benak saya. Mungkin saya belum pernah seapatis ini terhadap masa depan.
Tinggal satu keyakinan yang ada, hanya kepada Nya...
(dibikin saat hujan di Studio Arsitektur 2 sambil denger R.E.M - Imitation of Life)
2013/05/20
Al - Fatihah
بِسۡÙ…ِ ٱللهِ ٱلرَّØۡÙ…َÙ€ٰÙ†ِ ٱلرَّØِيمِ (Ù¡
In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful (1)
ٱلۡØَÙ…ۡدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ ٱلۡعَÙ€ٰÙ„َÙ…ِينَ (Ù¢
Praise be to Allah, Lord of the Worlds, (2)
ٱلرَّØۡÙ…َÙ€ٰÙ†ِ ٱلرَّØِيمِ (Ù£
The Beneficent, the Merciful. (3)
Ù…َÙ€ٰÙ„ِÙƒِ ÙŠَÙˆۡÙ…ِ ٱلدِّينِ (Ù¤
Owner of the Day of Judgment, (4)
Ø¥ِÙŠَّاكَ Ù†َعۡبُدُ ÙˆَØ¥ِÙŠَّاكَ Ù†َسۡتَعِينُ (Ù¥
Thee (alone) we worship; Thee (alone) we ask for help. (5)
ٱهۡدِÙ†َا ٱلصِّرَٲطَ ٱلۡÙ…ُسۡتَÙ‚ِيمَ (Ù¦
Show us the straight path, (6)
صِرَٲطَ ٱلَّØ°ِينَ Ø£َÙ†ۡعَÙ…ۡتَ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ غَÙŠۡرِ ٱلۡÙ…َغۡضُوبِ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ ÙˆَÙ„َا ٱلضَّآلِّينَ (Ù§
The path of those whom Thou hast favoured. Not (the path) of those who earn Thine anger nor of those who go astray. (7)
2013/04/14
2013/04/13
Surat Cinta Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran (1983)
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mendalawangi.
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya,
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.
Mari sini, sayangku....
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa
Soe Hok Gie
[Selasa, 11 November 1969]
2013/03/26
simsimi
jadi hasil kecelakaan kepoin simsimi adalah aji pacaran sama hana nur afiatni, tapi hana nur afiatni tuh calon istrinya greyson chance, tapi ternyata greyson chance itu udah jadi suami aprilia wulandari, nah dibalik itu semua aprilia wulandari masih pacaran sama kak dimas, dan kak dimas juga masih pacaran sama utet. nah si utet ini orangnya cantik, tapi sayang juteknya kaya ibu tiri. #faklojik #cintapoligonal
2013/03/18
Tujuan Kemana?
Jadi ceritanya kita bertemu hampir setiap pagi di kursi shelter bis.
Sadar atau engga, di setiap pagi itu juga mata kita saling bertemu.
Dan inilah pekerjaan paling sederhana sekaligus paling rumit untuk dilakukan, saling bertatapan.
Beberapa detik kemudian, senyum kamu memaksa otot bibir ini berolahraga pagi hari untuk membalas ramah tamah kamu.
Dan setiap kita naik dari shelter yang sama, entah kenapa kitapun turun di shelter yang sama.
Itu di pagi hari.
Dan sore ini kita bertemu di shelter yang berbeda, turun dari bis yang berbeda, dan pada waktu yang tidak biasanya.
Tapi sialnya senyum itu masih sama, senyum yang memaksa saya mencoba ramah.
Dan kemudian kita berjalan beriringan, di sore ini.
Di moda transportasi paling sederhana yang pernah ada, jalan kaki.
Di sore ini.
Setelah melewati pagi-pagi sebelumnya.
Kita berkenalan.
Sadar atau engga, di setiap pagi itu juga mata kita saling bertemu.
Dan inilah pekerjaan paling sederhana sekaligus paling rumit untuk dilakukan, saling bertatapan.
Beberapa detik kemudian, senyum kamu memaksa otot bibir ini berolahraga pagi hari untuk membalas ramah tamah kamu.
Dan setiap kita naik dari shelter yang sama, entah kenapa kitapun turun di shelter yang sama.
Itu di pagi hari.
Dan sore ini kita bertemu di shelter yang berbeda, turun dari bis yang berbeda, dan pada waktu yang tidak biasanya.
Tapi sialnya senyum itu masih sama, senyum yang memaksa saya mencoba ramah.
Dan kemudian kita berjalan beriringan, di sore ini.
Di moda transportasi paling sederhana yang pernah ada, jalan kaki.
Di sore ini.
Setelah melewati pagi-pagi sebelumnya.
Kita berkenalan.
2013/01/12
saya. dan yaudahlah ya
Mungkin udah setengah tahun, lebih malah, postingan terakhir saya nyeritain tentang "setaun udah bukan jadi anak SMA". Hmmm.... berarti judul postingan yang sekarang mestinya "satu setengah tahun sudah lulus jadi anak SMA" kali ya? #basi
Jadi, yaudah lah ya. Saya juga ga mau kegiatan nulis menulis di blog ini jadi kewajiban tersendiri melebihi kewajiban solat lima waktu. Yang ada jatohnya ga beda sama twitter kan? Tapi, buat yang belum kenal banget sama saya, saya orangnya emang agak impulsif sih. Maksudnya ya lakukanlah hal yang ingin saya lakukan. Carpe diem. Kalo lagi ga pengen, ya jangan dipaksa sih. Daripada nanggung terus jadi ga enak nerusinnya? #eh #bukanjugangerasaenaksih #ahapasih
Tapi emang ini berarti saya udah ngelewatin masa-masa umur belasan saya yang mungkin umur belasan itu identik dengan alay. Kebukti pas buka-buka timeline facebook pas awal-awal bikin taun 2008 gituh (masih belom mainstream, bos!) Naudzubillah, saya akuin sendiri itu alay. Foto dari pojok atas lah, pake warna ga jelas lah, so so ga liat kamera lah. Belom lagi status-statusnya yang update tiap sejam sekali paling minim. IYUH! asli tuh masih ada. Ga ngerti lagi deh kalo pada masa itu saya sempet bikin Friendster kaya temen-temen saya yang meinstream itu. Pasti segala bukti kealayan huruf gede kecil terdokumentasi dengan baik. Tapi kabar baik sih buat temen-temen saya tadi karena Friendsterudah ga laku lagi servernya katanya rusak dan atau gatau kenapalah pokoknya segala data account yang pernah daftar di sana ngilang gitu aja, bersih tanpa jejak, dan tidak meninggalkan noda, kaya abis kesiram sama pembersih kloset gitu. Ini artinya, bukti-bukti kealayan temen saya juga udah tinggal jadi mitos tanpa bukti de facto maupun de jure pada akhirnya #cih
Mungkin saya bukan tipe blogger yang teladan yang paling engga update postingan minimal yaaaa sebulan sekali lah. Tapi siapa juga orang yang baca blog saya ampe nunggu-nunggu update postingan terbaru dari kegiatan saya sehari-hari gitu? Yakin deh. Ga ada ._.
Jadi, yaudah lah ya. Saya juga ga mau kegiatan nulis menulis di blog ini jadi kewajiban tersendiri melebihi kewajiban solat lima waktu. Yang ada jatohnya ga beda sama twitter kan? Tapi, buat yang belum kenal banget sama saya, saya orangnya emang agak impulsif sih. Maksudnya ya lakukanlah hal yang ingin saya lakukan. Carpe diem. Kalo lagi ga pengen, ya jangan dipaksa sih. Daripada nanggung terus jadi ga enak nerusinnya? #eh #bukanjugangerasaenaksih #ahapasih
Dan alhamdullilahirobbilalamin, taun 2012 kemaren di awal semester 3 resmi sudah usia saya 20 tahun. Alhamdullilah Tuhan masih ngasih saya kesehatan, rezeki, nikmat iman dan islam #lahkenapajadiginibahasanyah
Tapi emang ini berarti saya udah ngelewatin masa-masa umur belasan saya yang mungkin umur belasan itu identik dengan alay. Kebukti pas buka-buka timeline facebook pas awal-awal bikin taun 2008 gituh (masih belom mainstream, bos!) Naudzubillah, saya akuin sendiri itu alay. Foto dari pojok atas lah, pake warna ga jelas lah, so so ga liat kamera lah. Belom lagi status-statusnya yang update tiap sejam sekali paling minim. IYUH! asli tuh masih ada. Ga ngerti lagi deh kalo pada masa itu saya sempet bikin Friendster kaya temen-temen saya yang meinstream itu. Pasti segala bukti kealayan huruf gede kecil terdokumentasi dengan baik. Tapi kabar baik sih buat temen-temen saya tadi karena Friendster
Yaudah sih, toh sekarang saya juga udah DUA PULUH TAHUN. Ya benar! DUA PULUH TAHUN! DUA PULUH TAHUN, SODARA SODARAAAA!!! #capslockon
Berada di usia yang kata orang sih gerbang menuju kedewasaan. Masih muda, jiwa dewasa, dan merasa di puncak dunia. Buat saya pribadi agak gak bisa diterima akal sih kalo ke 'dewasa' an seseorang itu berbanding lurus dengan jumlah usianya. Belom tentu, bos! Buktinya saya, umur 20 masih terjebak di jiwa 15 dengan badan 13 #ngenes
yang ini sih asli di puncak MERBABU B) - 17 Juni 2012 |
Tapi pada bagian di puncak dunia itu sih. Suka ngerasa ga kalo kita bisa melakukan banyak hal, menyelesaikan semuanya, dan melakukan yang kalian inginkan. Tanpa mikir batas energi yang kita punya. Ya kita 'merasa' di puncak dunia, tanpa tahu rasa dari puncak dunia yang sebenarnya (kenapa jadi delusional gini sih postingannya?)
Ya kalo mau report kegiatan aku selama ini sih banyak lah. Kita coba rangkum aja ya 2012 ini dalam satu paragraf dimulai dariii.......... sekarang!
rumah barbie. liburan pertama. jadian. bahagia. LDR. semester dua. ibu nia. gambar kerja. bingung. ngetrace. kmta. titip absen. deadline. kosan temen. pinjem duit. MERBABU. faizana izzahasni. muhammad suva nugraha. gunung. udaranya. pohon. sang surya. PUNCAK SYARIF. freezer. kacamata. liburan. tasikmalaya. garut. gps. kawah darajat. magnum gold. bulan puasa. guling-guling. masuk kuliah. semester tiga. DUAPULUH. pizza hut. osjur. belajar sepeda. malu. diajarin ngerem. keliling jogja. hari sabtu. berlima. annisa rizky fadlillah. miftah fakhri. SELOKAN MATARAM. orang telanjang. nyasar. KALI PROGO-MAGELANG. sepeda nita. nelfon kamu. crocs kiki. epic track. welcome ride. awsome poster. nyolong di papan. jutap-nol km. display. OKTOBER. laptop. kamu. wisuda. ultah. lupa. maaf. marahan. capek. rapido. rapat. chat. komitmen. permatagama. simultan. makrab arsi. NGADULAG TILAS. kalian luar biasa. begadang. kopi. kamu. sms. YAUDAH LAH YA. putus. jamses. makan gratis. l'voa. sekaten. kora-kora. curhat. nangis. limapuluhtaunjutap. diculik. karaokean. teriak. puas. belajar motor. tengah malem. nabrak separator. ganti gigi. rem kaki. fail. kalkir. duit. ditumpuk. tugas. tugas. tugas. display. bantai. pantai. mobil aci. drini. tebing. sunset. curhat lagi. tapi ga pake nangis. liburan. tasikmalaya lagi. skype. selesai. tanpa kembang api. 2013
Mungkin ada beberapa yang kelewat, ya maklum lah 366 hari dirangkim jadi satu paragraf sih yang bener aja. Tapi paling engga kalimat (atau frase?) random di atas tuh ya yang paling memorable lah di sepanjang tahun 2012 tuh :')
Dan muka pertama saya di pagi 1 Januari 2013 adalah
pamer rambut yang udah panjang. huhehehehuheheuhe |
Buat foto di atas, ya maap saya emang ga bakat buat cantik apalagi anggun. Tapi buat rambutnya saya sendiri ga terbiasa miara rambut sepanjang ini dari dulu. Mungkin seumur hidup inilah rambut saya yang paling panjang yan pernah saya tumbuhkan dengan selamat. Asli tanpa pupuk ataupun pestisida. Dan ini ga pake creambath di salon, cuman hasil pake shampoo looh #gayaalyssasoebandono
Yaudah sih, segitu aja buat sekarang. Gatau bakal kapan lagi update-update blog ini. Sukur sukur bulan depan masih inget sama passwordnya.
Eh, sama bentar saya lagi liburan loh. Tiga minggu loh. Tapi cuman di Tasik loh. Yaudah lah ya.
Eh, sama bentar saya lagi liburan loh. Tiga minggu loh. Tapi cuman di Tasik loh. Yaudah lah ya.
Buat judulnya juga, yaudah lah ya .....
Postingan kepanjangan, yaudah lah ya .......
Postingan kepanjangan, yaudah lah ya .......
Subscribe to:
Posts (Atom)