“Asal kamu tahu, langit berubah temaram dan mulai bermunculan bintang saat kamu mulai
datang . Kenapa kamu rela hanya menjadi antara dari terangnya siang dan
pekatnya malam?”
“Apa masalahmu, wahai makhluk yang hanya bisa mengalami?”
“Tidakkah kau ingin? Ingin lebih lama menghiasi langit,
lebih lama menyisir angin, lebih lama berbincang disini?”
“Hahahaha, sebegitu takutkah kau dengan malam dan silau
dengan siang?”
“Benci. Aku ingin kita berdua saja yang ada di sini. Bisakah?.”
“Kau lebih buruk dari yang kuduga.”
“Apa maksudnya?”
“Kuakhiri siang dan mempersembahkan malam agar kau sadar.
Kau tidak hanya bisa
mengalami. Tapi juga sedang berevolusi.”
Si makhluk tepekur. Setelah sadar, segera dia nyalakan lampu
teras depan agar tak dianggap malas oleh tetangga karena hanya rumahnya saja yang
gelap gulita.